Seorang Siswa Muslim Ketika Diminta Menggambar Wajah Nabi


Masih lekat di ingatan kita peristiwa penembakan di Charlie Hebdo, Prancis. Tragedi yang terjadi akibat penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW ini akhirnya mengundang reaksi dunia.

Peristiwa penembakan itu pula lah yang menjadi latar belakang sebuah film pendek yang cukup menyita perhatian netizen akhir-akhir ini. Film ini menceritakan peristiwa yang dialami seorang pelajar muslim di Prancis ketika diminta gurunya untuk menggambar wajah Nabi Muhammad SAW.
 
Video ini diunggah ke Youtube oleh Mokhtar A. Wards pada ahad, (9/08/2015). Sekalipun sudah lewat dua bulan sejak waktu diunggahnya, namun video ini masih mengundang banyak pengunjung. Hingga saat ini video sudah ditonton lebih dari 400 ribu pengunjung.

Dalam keterangannya, tertulis bahwa film tersebut terinspirasi dari kisah nyata yang terjadi pasca demonstrasi di Prancis pada Januari lalu.

Dalam video berdurasi 4 menit 40 detik ini diceritakan bahwa seorang guru meminta murid-murid untuk menggambar Nabi Muhammad SAW yang akan dijadikan cover depan majalah satir Charlie Hebdo. Semula pelajar muslim itu mengangkat tangan hendak menyampaikan sesuatu, namun sang guru menolak. “No Question,” katanya.

Anak itu pun berpikir bagaimana dia menyelesaikan tugas tersebut. Akhirnya dia memutuskan untuk menulis kalimat-kalimat yang begitu menyentuh hati.
Wahai yang tercinta Rasulullah SAW.
Hari ini di sekolah, guru meminta kami melukis wajahmu. Aku suka melukis, tapi aku tidak pernah melihatmu. Lalu aku menutup kedua mataku. Dan aku melihat air mata ibu saat membaca kisahmu. Aku melihat ayah shalat sepanjang malam. Aku melihat kakak tersenyum meski dia baru mendapat penghinaan di jalan. Aku melihat sahabatku meminta maaf meski aku yang bersalah.

Aku ingin melukiskan semua gambaran ini. Di sini orang-orang ingin melihat semuanya, menyaksikan semuanya. Tapi aku menutup kedua mataku. Dan aku melihatmu datang kepadaku, kepada kami semua, dengan senyum yang paling sempurna. Bagaimana mungkin aku bisa melukiskan senyum yang sempurna?

Guru tidak memberiku kesempatan bicara saat aku ingin menjelaskan. Aku tidak menyalahkannya. Dia mungkin tidak pernah belajar mencintai seseorang yang tidak dilihatnya. Tapi aku, aku mencintaimu meski tak pernah melihatmu.

Aku tak begitu pintar melukis tapi aku ingin menulis. Aku ingin menulis kepadamu Ya Rasulullah. Jika saja kau bisa kembali hadir pada kami selama beberapa jam, beberapa detik, atau beberapa saat saja, mungkin dia akan mengerti.

Pelajar itu pun melukis huruf Muhammad dalam bahasa arab di balik kertas. Sang guru tercekat senyumnya tak bisa berkata-kata lagi saat membacanya di sebuah kursi.
Allahumma shaali ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aalihii wa ashaabihii ajma’iin…

No comments:

Powered by Blogger.