10 Tipe Orang Tua Murid Yang Sering Bikin Semua Guru Pusing
Menjadi seorang pengajar memiliki kebahagiaan tersendiri. Dalam mendidik anak-anak terkadang ada hal-hal yang menjadi sesuatu yang paling disukai dan ditunggu-tunggu oleh seorang guru sehingga mereka selalu ingin kembali ke sekolah esok hari. Misalnya bagi Jessica Bowers, seorang guru kelas satu di Amerika, bagian kesukaannya adalah menempatkan label nama di setiap meja siswa baru di awal tahun ajaran baru. Yang terbetik di fikirannya adalah memikirkan setiap anak-anak, bagaimana usaha untuk memengaruhi hidup mereka, dan bagaimana mereka nantinya akan memengaruhi hidupnya hingga tahun yang akan datang. Jessica mengungkapkan bahwa mungkin dia dan beberapa guru lainnya menikmati cara mereka berhubungan dengan anak didik barunya, tetapi berbeda ketika menghadapi beberapa tipe orangtua. Ternyata sebagian besar guru masih merasa gugup ketika menghadapi tipe-tipe orangtua seperti ini.
Menurut Jessica melalui artikelnya, Inilah 10 tipe orang tua teratas yang secara diam-diam kurang disukai hampir guru, entah karena menurutnya bikin pusing bahkan menggelikan.
1. Orangtua si Anak Spesial
Ini adalah tipe orangtua yang beranggapan bahwa anak mereka harus dispesialkan. Ya, memang anak Anda spesial, tetapi begitu pula setiap siswa di kelas saya. Dan anak Anda tidak cukup istimewa sehingga mereka boleh tidak mengerjakan PR, boleh tidak datang tepat waktu atau mengikuti aturan kelas. Saya mengerti. Saya juga orang tua. Bagi saya anak saya adalah dunia saya, tetapi orang tua harus cukup membumi untuk menerima bahwa aturan itu berlaku untuk semua anak, termasuk anak mereka. Mereka adalah tipe orang tua yang yakin bahwa anak emas mereka yang sangat berharga tidak akan pernah salah — selamanya.
2. Orangtua Peluru Ajaib
Semua orang tua ingin anak-anak mereka untuk bisa lebih baik di sekolah, tetapi orang tua ini menginginkan nilai yang lebih tinggi dan kemampuan membaca yang lebih baik tanpa pernah melakukan usaha tambahan. Ketika saya menjelaskan perlunya belajar membaca bersama anak di malam hari, dia masih mencari solusi cepat atau solusi lain di mana dia bisa selamat dan tidak terlibat. Lucu ya.
3. Orangtua Overhead
Hari itu adalah hari yang biasa ketika sekolah dan pelajaran sudah bubar, saya ingin menilai lembar tugas anak-anak, tapi tiba-tiba saya dipanggil ke kantor kepala sekolah. Saya memutar otak untuk berfikir ada apa? — saya tahu saya menyerahkan laporan tiga minggu saya — dan kemudian saya sadar, ternyata saya adalah korban dari Si Orang Tua Overhead. Orang tua ini memiliki masalah dengan sesuatu yang terjadi di ruang kelas saya, tetapi dia enggan mengambil langkah untuk langsung berbicara kepada saya dan memilih pergi ke atasan saya. Bukan saja saya malu dikirim ke kantor kepala sekolah, tetapi saya juga frustrasi bahwa percakapan antara kami berdua bukan tindakan pertama.
4. Orang Tua Yang Melayang-layang
Apakah orang tua ini punya clone atau dia baru saja melakukan teleportasi? Dia ada di mana-mana, terpaku di belakang kelas lama spadahal orang tua lainnya sudah balik semua. Orang tua ini sepertinya tidak pernah bisa memberi anak-anak mereka ruang untuk mengikat sepatu mereka sendiri, mengelola bahan mereka atau membuat beberapa kesalahan.
5. Orang Tua Hantu
Nama orang tua ini ada di daftar, tetapi apakah dia benar-benar ada? Orang tua tipe seperti ini tidak pernah benar-benar terlihat, dan itu membuat saya sedikit gugup karena saya tahu orang tua yang terhubung dengan kita akan menambah kesuksesan anaknya. Sekali lagi, saya mengerti bagaimana rasanya menjadi orangtua yang sibuk bekerja, tetapi saya berharap dia akan meluangkan kesempatan untuk menghubungi via telepon atau hadir di acara orangtua.
6. Orang Tua yang tidak mengenal Batas
Jika saya mendapatkan pesan teks pada jam 11 malam, saya tidak perlu memeriksa siapa itu. Saya tahu itu adalah Orang Tua Tanpa Batas yang "hanya mengecek" sesuatu untuk hari berikutnya. Setiap kali saya memeriksa email saya, saya akan menemukan satu pesan — atau enam — dari orangtua ini. Bukan catatan pendek; mereka lebih seperti cerpen. Jika saya bergegas ke kamar mandi selama istirahat lima menit atau makan siang selama 30 menit, saya bisa menghitung orang tua ini menemukan saya untuk berbicara.
7. Orang Tua Penahanan yang Bersaing
Kedua orangtua ini adalah pasangan yang dinamis yang membawa petaka, di mana mereka berbagi hak asuh tetapi saling berebut satu sama lain. Mereka sepertinya berlomba untuk melihat bagaimana mereka dapat membuat diri mereka terlihat terbaik sementara membuat yang lain terlihat terburuk. Mereka tidak pernah punya jalan fikiran yang sama, dan sudah jelas bahwa komunikasi tentang apa yang terjadi di sekolah sedang kacau. Dalam perlombaan ini, anak mereka selalu kalah.
8. Orangtua Bos
Orang tua ini membawa masuk mindset bisnis ke ruang kelas, dan dia ingin memastikan saya tahu bahwa tempat saya dalam hierarki urutan posisinya ada di suatu tempat di bawahnya. Orang tua ini melihat saya atau guru lainnya bukan sebagai mitra, tetapi sebagai karyawan. Hanya masalah waktu sebelum dia berkata, "Aku membayar biaya sekolah, jadi aku bosmu."
9. Orangtua Pembenci Guru
Saya tidak yakin apa yang terjadi di masa lalu sehingga membuat orang tua ini membenci guru, tetapi kebencian itu nyata. Orang tua ini percaya bahwa mengajar adalah adalah pekerjaan mundur atau bahwa saya hanya bekerja menjadi guru karena saya kebetulan libur panjang. Atau lebih buruk lagi, dia berpikir bahwa saya melakukannya untuk muridnya dan bahwa saya menghabiskan waktu menciptakan cara untuk membuat mereka menderita. Apa pun alasannya, jelas bahwa orang tua yakin itu adalah kesalahan saya dan kesalahan semua orang lain seperti saya.
10. Orang Tua Serba Drama
Modus orang tua ini adalah membuat insiden kecil di sekolah, meledakkannya di luar proporsi, dan mengulangi sesering mungkin sampai dia berhasil. Sebagai variasi, terkadang ada air mata dan kadang ada teriakan, tetapi selalu ada drama. Dramanya tidak akan usai sampai sampai dewan sekolah terlibat dan setiap orang tua di taman bermain mendengar tentang sebuah ketidakadilan.
Itu dia 10 tipe Orang Tua yang rata-rata secara diam-diam membuat semua guru pusing, dibalik smeua itu, adanya perbedaan karakter tidak harus membuat kita saling membicarakan dan membuat stereotyping, tetapi harus saling memaklumi. Siapa lagi yang akan manjadi orang baik kalau bukan kita. bagaimana menurutmu? Share di komentar ya.
[Parents/MuslimGen][left-sidebar]
No comments: