Untuk Para Ayah, Para Lelaki, dan Para Pemuda | Untuk Kita Renungkan [Part. 3 - Habis]
Coba tanya kepada anak-anakmu, untuk apa dia bekerja? kepada siapa dia mengabdi? Apakah para nabi mengajarkan kepada kita pergi pagi pulang sore, sabtu minggu liburan, jalan-jalan. Dapat duit, gajian, rekreasi. Apakah begitu yang di ajarkan oleh para nabi? Tidak! Para nabi dan rasul, para sahabat dan orang soleh, adalah orang-orang yang harusnya menjadi contoh bagi kalian wahai anak muda. Bukan Bill Gates, bukan Jhon F Kennedy, bukan orang-orang kaya itu. Bukan! Yang harus menjadi contoh bagi kalian nanti adalah seperti yang kalian minta setiap hari, setiap kalian dalam sholat. “Ihdinashirotol mustaqiim, shirotolladina an'amta alaihim”. Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami, jalannya panutan kami, orang-orang yang telah kau beri nikmat hebat kepada mereka.
Bagi kalian, bukan contoh jalannya orang kaya dengan jabatannya, jangan sampai fakultas ekonomi kalian menyebabkan kalian menjadi penerus Qarun. Jangan sampai ilmu dan hukum politik kalian menyebabkan kalian menjadi penerus Fir'aun. Jangan! Kalian teman-temanku harus seperti “an'amta alaihim”. Yang harus menjadi panutan bagi kalian, adalah para nabi dan rasul, para shidiqin yang senantiasa membenarkan Allah dan rasul-Nya, walau tidak masuk di akalnya tapi dia jalani apa yang di benarkan Allah SWT, karena baginya kebenaran bukanlah yang masuk akal atau tidak masuk akal, kebenaran bukanlah yang empiris atau tidak empiris, fakta itu bukanlah yang terlihat dan ter-indera. Bukan! Kebenaran adalah apa yg di tetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya walau tidak masuk akal. Fakta bukanlah apa yang ter-indera, tetapi apa yg dinyatakan oleh Allah dan Rasul-Nya. Surga dan Neraka, walau belum ter-indera, tapi itu sudah menjadi kebenaran Allah SWT.
Jangan sampai kalian mati, seperti daun-daun kering di hutan yang tidak berguna, paling berguna cuma sebagai kompos. Anak-anak muda, jangan sampai kalian mati seperti hewan yang direnggut oleh penyakit, sampai kurus dan tak berbuat apa-apa. Bermimpilah kalian untuk menjadi seperti para penegak syariat-Nya dengan darah syuhadanya. Itu yang harus jadi panutan kalian, teman-teman. Jadilah laki-laki seperti itu. Minimal kalian jd orang-orang shaleh.
Teman-temanku sekalian, kalian harus belajar dengan semua kesalahan di keluarga. Wahai para ayah, kamu tahu siapa anakmu? lihat nanti jodoh anak perempuanmu. Bisa jadi anak perempuanmu karena meng-idola-kan ayahnya, lalu mencari calon seperti ayahnya, atau anak perempuanmu mencari jodoh yang lainnya karena dendam pada ayahnya. Jika kamu punya 2 anak perempuan, lalu kau didik dengan pendidikan yang baik, maka anakmu akan menjadi jembatan surga bagimu. Contoh bagaimana Lukman berdialog dengan anak-anaknya, bagaimana dia membimbing anak-anaknya. Mudah-mudahan orang yang di sini tidak keras hatinya dan mau berdialog dengan anak-anaknya. Setelah ini jangan kehilangan waktu lagi bersama anakmu.
Yang masih punya anak balita, percayalah bahwa hadiah terhebatmu nanti bukan boneka yg mahal, bukan mobil-mobilan yg mahal, bukan games yg terbaru. Bukan! hadiah terhebatmu untuk anak-anak balitamu adalah seberapa banyak waktu yang kau berikan untuk mereka. Peluk dia. Itu yang paling dia butuhkan di dalam hidupnya. Jangan! Jangan jadi ayah yang khianat. Yang di butuhkan anak lelakimu wahai para ayah, adalah menjadi teladan, teladan keberanian, teladan tanggung jawab, teladan perhatian, teladan bimbingan bagi anak-anakmu, teladan kepemimpinan. Itu yg paling di butuhkan anak-anakmu selain makanan yang halal.
Apa yang di butuhkan anak perempuanmu, adalah agar ayahnya bisa menjadi contoh atau imam yang baik. Bukan suami yang selalu mencerca istrinya, yang melakukan kekerasan dalam rumah tangganya. Anak-anak yang sering menyaksikan ayahnya memukul istrinya, memukul ibunya, akan menjadi anak yang pendendam pada ayahnya. Anak-anak akan kian jauh dari ayahnya. Dan bisa jadi anak-anak itu akan salah pergaulan.
Ada seorang anak dari Ambon hafal 1 juz alqur’an umurnya baru 4 tahun, dia bilang kepada ayahnya ketika menonton acara tahfidz di TV, “ayah bodoh...! ayah bodoh...! kenapa ayah tidak jadikan saya seperti anak yang di TV, yang bisa menghafal alqur’an itu.” Yang menarik, anak ini kenapa begitu cinta kepada alqur’an karena cinta sekali kepada imam masjidil haram. Ini karena ayahnya tidak men-cinta-kan anaknya kepada idola pemain bola internasionalnya, ini karena sejak awal ayahnya menciptakan rumahnya sebagai surga dan mengajak seluruh anak keluarganya untuk berorientasi akhirat, dan ingin masuk surga. Coba lihat contoh-contoh ayah hebat di dalam alqur’an.
“Innallahastofa adama wa nuhan wa alaa ibrohiima wa alaa imroona alal ‘alamiin”. Sesungguhnya Allah SWT telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing). Menarik. Adam dan Nuh di sebutkan sebagai individu, khusus Ibrahim dan Imran di sebutkan mewakili keluarga, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran. Lihat 4 laki-laki ini, Adam alaihi salam di takdirkan punya istri yang baik tapi sayang ada cerita anaknya yang tidak baik. Kasus Habil dan Qabil yang tidak taat kepada orang tuanya. Yang kedua kasus Nuh alaihi salam. Allah SWT mentakdirkan istrinya yang bermasalah. Kalau istri bermasalah, otomatis anaknya juga bermasalah, walaupun ayahnya nabi. Seperti kasus istri Nuh dan Luth. Itu yang saya sebutkan kepada teman-teman, pemuda-pemuda jangan salah cari istri. Tapi kepada suami yang sudah terlanjur, itu adalah takdir, takdir Allah SWT kepadamu.
Ada yang menarik. Khusus Ibrahim memang mendapatkan istri yang baik dan keturunan yang baik, bahkan dari Ibrahim, lahir keturunan para nabi dan rasul. Begitu juga kasus Imran, Imran mendapatkan istri yang baik, dan anak yang baik, Maryam. Adapun yang ingin saya sampaikan bahwa, siapapun istrimu, bagaimanapun anakmu para ayah, seperti pohon pisang, memang semua takdir Allah. Ada dari satu tandan pisang, satu pisang yang busuk, itu bukan berarti Allah tidak hebat tentunya, tetapi di situ ada isyarat, bahwa segala sesuatu itu berjalan sesuai dengan takdirnya Allah SWT. Kebanyakan ayah, sayangnya hanya mengenal fisik anaknya, tapi tak mengenal jiwa anaknya. Sayangnya lagi kebanyakan ayah memposisikan dirinya sebagai ATM, yang anaknya datang kepada ayahnya kalau dia sudah butuh uang saja.
3 Hal yang menjadi kesalahan terbesar bagi seorang ayah. Pertama, dia mengabaikan anaknya karena sibuk dengan urusannya sendiri, sibuk dengan ambisi-ambisinya, sibuk dengan hobi-hobinya. Kedua, karena ayahnya tidak sungguh-sungguh mendidik anaknya, dan tidak memilihkan tempat pendidikan terbaik bagi anaknya. Ketiga, ini yang paling sering di lakukan oleh sang ayah, ayah lebih sering memfasilitasi kepentingan syahwat anaknya ketimbang taqwa kepada Allah SWT. Menangis dan bersujud syukurlah kalau sampai anakmu minta belajar islam karena cahaya sudah masuk dalam jiwanya. Menangis dan bersujud syukurlah kalau perlu berkorban nyawa sekalipun kalau anakmu bilang, "ayah..., aku ingin menjadi penghafal alqur'an." Karena itu sudah dapat 1 voucher masuk surga. Insya Allah.
Ayah... kalau nanti pulang ke rumah, anak sudah tidur, tetap biasakan usap kepalanya, peluk dia walau dalam keadaan tertidur, bisikkan “ini anak ayah yang sholeh, ini anak ayah yang beriman, ini anak ayah yang pintar.” Insya Allah dalam sayup-sayup alam bawah sadarnya, dia mendengar apa yang di bisikkan ayah, dia merasakan usapan dan pelukkan ayah.
( Jauzy/MuaslimGen)
No comments: